TUGAS PPKN PENERAPAN NILAI-NILAI
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 1 :
· ANGGITA PUTRI P
· AYU NUR REFMASITA
· DZAKIYAH
· IHSAN HELMI
· INTAN NURCHAIRANI
· ROMY WAHYU
GURU PEMBIMBING
FAHMAN HABIBI ,SE,MM
MAKNA DAN PENERAPAN
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa ; menuntut
setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan
akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari.
Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk
hidup rukun walaupun berbeda keyakinan. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia
percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Bagian tengah terdapat
simbol BINTANG yang melambangkan sila pertama
Pancasila, Ketuhanan yang MahaEsa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya
Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan
latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang
menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber
dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu didunia ini ada.
Makna dari sila pertama
sendiri adalah : menjunjung tinggi persatuan nilai agama, saling tolerasi
antara agama satu dengan yang lainnya, menjunjung nilai keTuhanan yang maha esa
tidak membeda-bedakan agama. Salah satu penerapan yang ada di kehidupan sehari –hari
adalah : bagi umat muslim, ketika panggilan adzan sudah berkumandang bersegera
solat berjemaah di masjid dengan waktu dan tempat yang telah di sediakan,
begitu pula dengan agama lain, dengan mendahulukan ibadah dulu dan tinggalkan
sejenak apabila sedang melakukan suatu pekerjaan, walaupun banyak pekerjaan
itu.
2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradap;
mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai
sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi.
Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak
asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya. Sila in menjamin diakui
dan diperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama haknya dan
kewajiban-kewajiban azasinya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, dan
keparcayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Karena itu dikembangkanlah sikap saling ,mencintai sesama manusia, sikap
tenggang rasa serta sikap tidak terhadap orang lain. Kemanusiaan yang adil dan
beradab berarti menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, melakukan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasakan dirinya sebagai
bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Di bagian kanan bawah terdapat RANTAI yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab.
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai
berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan
bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan
perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Makna Sila ke dua,
Kemanuasian yang adil dan beradab mengandung makna warga negara Indonesia
mengakui adanya manusia yang bermartabat ( bermartabat adalah menusia yang
memiliki kedudukan,dengan kehidupan yang layak ), memperlakukan manusia dengan
adil dimana manusia memiliki daya cipta,rasa,karsa,niat,dan keinginan. Setiap
manusai berhak mempunyai kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta
menggunakan norma sopan santun dalam pergaulan. Dalam kehidupan sehari-hari
penerapan pada sila ke-2 adalah sebagai berikut:
·
Pengakuan adanya harkat dan martabat
manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya.
·
Perlakuan yang adil terhadap sesama
manusia,
·
Berani membela kebenaran dan keadilan
·
Menjunjung tinggi nilai kebersamaan
,seperti mendirikan sebuah yayasan untuk yatim piatu
·
Melakukan kegiatan kemanusiaan,seperti
memberikan bantuan kepada korban bencana alam.
Oleh karena itu, diharapkan dapat mendorong
seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai
pribadi anggota masyarakat. Dengan sikap ini dapat menyadarkan manusia bahwa
dirinya makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Kita sebagai
generasi muda harus bisa mengamalkan
kemanusiaan yang adil dan beradab didalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
mahasiswa yang mengerti makna dari pancasila kita harus memiliki sikap saling
menghargai dan bertoleransi antar sesama manusia.
3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia; menumbuhkan
sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut
memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta
loyal terhadap sesama warga negara. menempatkan manusia Indonesia pada
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan
bangsa di atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela
berkorban untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila diperlukan. Sikap rela
berkorban untuk kepentingan negara dan Bangsa, maka dikembangkanlah rasa
kebangsaan dan bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan
dikembangkan tas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi
kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.
Di bagian kanan atas terdapat gambar POHON BERINGINyang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia.Pohon beringin digunakan karena pohon beringin
merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya,
seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di bawah
naungan negara Indonesia.Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar
yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama,
seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Penerapan sila
ketiga yang seharusnya dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:Melakukan
inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam
pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan
dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong
perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam
Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-158).Penerapan sila ketiga yang
ada dilingkungan sehari-hari :Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai
ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di daerah yang
bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohon-pohon tertentu tanpa
ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang tertentu
yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan
sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran-ajaran nenek leluhur ini
ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di
daerah itu. Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan sehari-hari.
4. Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawarahan/ perwakilan; mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan
ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara
tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai
dengan kedudukan masing-masing. menempatkan manusia Indonesia pada persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Menempatkan kepentingan negara dan bangsa di
atas kepentingan pribadi, berarti manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban
untuk kepentingan Negara dan Bangsa, bila diperlukan. Sikap rela berkorban
untuk kepentingan negara dan Bangsa, maka dikembangkanlah rasa kebangsaan dan
bertanah air Indonesia, dalam rangka memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Persatuan
dikembangkan tas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi
kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat
gambar KEPALA BANTENG yang melambangkan sila keempat,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /
Perwakilan.Lambang banteng
digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan
sesuatu.
Nilai kerakyatan mengandung makna suatu pemerintahan
dari rakyat,oleh rakyat,untuk rakyat. sikap dari sila ke-4 ini adalah :
·
Menghargai pendapat orang lain
·
Tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain
·
Jika terdapat masalah diselesaikan
denngan cara berunding dan musyawarah
·
Ikut serta dalam pemilihan umum,pilpres
dan pilkada
·
Bekerja sama untuk mempertanggung
jawabkan keputusan
·
Dapat menerima hasil musyawarah
Disini
kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Pembicaraan dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat,
keputusan-keputusan yang diambil harys dapat dipertanggung jawabkan dan
kepercayaan diberikan kepada wakil-wakil yang dipercayanya.
5.
Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar
sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi
terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap
mungkin bagi seluruh rakyat. Manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan soial dalam kehidupoan masyarakat Indonesia.
Dalam rangka ini dikembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil
terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
menghormati hak-hak orang lain.Di sebelah kiri bawah terdapat PADI dan KAPAS yang
melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan
karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang
sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi
sila kelima ini. Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih
yang dicengkeram, yang bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang
ditulis dengan huruf latin, yang merupakan semboyan negara Indonesia. Kata
“Bhineka” berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata “Tunggal” berarti
satu, dan Kata “Ika” berarti itu. Perkataan bhinneka tunggal ika merupakan kata
dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua
". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma karangan Mpu Tantular,
seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan
persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai
pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.Makna Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak
masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan
dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum,
yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.
Manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan soial dalam kehidupoan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini
dikembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang
lain.
Melihat
penerapan sila ke 5 ini di Indonesia sangat lah tidak berjalan dengan
semestinya . Seperti yang kita ketahui
masalah – masalah yang di derita masyarakat indonesia sangat dirasakan oleh
rakyat – rakyat kecil . Bagaimana tidak , seperti contoh kasus seorang nenek3e
yang hanya mencuri bambu dihukum lebih dari 10 tahun . Sedangkan para koruptor
yang mengambil uang negara yang cukup sangat banyak tidak di berikan hukuman
yang semestinya .
Para
koruptor hanya dipenjara dengan kurun waktu yang kurang dari 5 tahun .
Sangatlah tidak adil bila menyandingkan hukuman dari kedua kasus tersebut .
Seharusnya para pejabat pemerintahan harus bersikap sangat adil , jangan karena
orang kaya maka tidak diberikan hukuman yang berat sedangkan orang yang tidak
kaya maka dihukum dengan berat . Harus tegas nya pemerintahan dalam membuat
& menegakan sebuah peraturan , jangan hanya rakyat kecil yang merasakan
hukuman berat karena kesalahan kecil , sedangkan para koruptor hana merasakan
hukuman ringan padahal kesalahan yang sangat besar .
DAFTAR PUSTAKA:
What's the difference between a turnkey and a turnkey casino?
BalasHapusWhat's the difference between a turnkey งานออนไลน์ and a 메리트 카지노 고객센터 turnkey casino? · Turningkey casino domain www.yelp.com 1xbet